BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Sebuah toko komputer
ingin membangun suatu database yang isinya tidak hanya komponen-komponen
dasar komputer, tetapi juga informasi yang dapat membantu dalam memberikan pilihan data spesifikasi
komputer untuk suatu paket komputer lengkap bagi para konsumen berdasarkan kriteria-kriteria yang dibutuhkan
oleh konsumen.
Pada proses
perancangan aplikasi ini, diterapkan metode logika fuzzy dalam studi kasus pemilihan
spesifikasi komputer berdasarkan kebutuhan konsumen. Hal tersebut berdasarkan banyak kasus selama ini,
dimana konsumen banyak bertanya tentang
spesifikasi komputer yang menjadi dasar pertimbangan mereka dalam pemilihan paket
komputer lengkap. Biasanya pemilihan spesifikasi komputer pada suatu toko komputer
dilakukan dengan berkonsultasi dengan para pegawai toko.
Namun hal itu akan
memakan waktu yang lama dan tidak praktis. Terdapat suatu metode yang lebih praktis, yaitu dengan
membangun suatu aplikasi sistem
pendukung keputusan pada penentuan spesifikasi komputer yang di dalamnya
juga diterapkan
metode logika fuzzy.
Sistem yang akan
dibangun merupakan sistem database fuzzy (Fuzzy Database System), karena pada
proses pengambilan keputusan menggunakan logika fuzzy dan menggunakan database
dalam menyimpan dan mengambil data spesifikasi komputer. Model yang digunakan pada database
fuzzy ini adalah model Tahani, yang masih menggunakan relasi database yang bersifat standar, dengan
lebih menekankan
penggunaan fuzzy pada beberapa field dalam tabel-tabel yang ada pada database tersebut
dan pada perhitungan matematisnya [1].
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan
sistem pakar?
2. Komponen dalam sistem pakar?
3. Bagaimana sistem kerja pakar?
4. Bagaimana perancangan sistem
dalam mengidentifikasikan kerusakan telpon?
5.
Bagaimana struktur sistem pakar untuk mengidentifikasikan kerusakan sambungan telepon?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari
makalah ini antara lain:
a.
Memberikan kemudahan untuk mengidentifikasikan kerusakan sambungan telepon.
b.
Penerapan sistem pakar untuk pengambilan keputusan dalam mendiagnosa kerusakan
sambungan telpon
1.4 Manfaat
Adapun manfaatnya antara lain:
a. Memperoleh informasi yang
diperlukan untuk mengetahui kerusakan jaringan telpon.
b. Membantu proses pengambilan
keputusan secara cepat dan tepat.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Sistem Pakar
Sistem pakar merupakan
salah satu bidang teknik kecerdasan buatan yang cukup diminati karena penerapannya
diberbagai bidang baik bidang ilmu pengetahuan maupun bisnis yang terbukti
sangat membantu dalam
mengambil keputusan dan sangat luas penerapanya. Sistem pakar adalah sustu sistem komputer yang
dirancang agar dapat melakukan penalaran seperti layaknya seorang pakar pada suatu bidang keahlian
tertentu (Shelly, 1990; Setiawan, 1993; Margianti,1995).
2.2
Komponen Dalam Sistem Pakar
Komponen sistem pakar
terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
1. Knowledge Base (Basis Pengetahuan)
Knowledge Base
merupakan inti dari program sistem pakar karena basis pengetahuan itu merupakan presentasi pengetahuan
atau knowledge representation basis pengetahuan adalah sebuah basis data yang menyimpan
aturan-aturan tentang suatu domain knowledge/pengetahuan tertentu. Basis pengetahuan ini
terdiri dari kumpulan objek beserta aturan dan atributnya (sifat atau cirinya).
Contoh :
If hewan merupakan
sayap dan bertelur then hewan jenis burung.
2. Working Memory (Basis Data atau Memori Kerja)
Working memory adalah
bagian yang mengandung semua fakta-fakta baik fakta awal pada saat sistem beroperasi
maupun fakta-fakta pada saat pengambilan klesimpulan sedang dilaksanakan selama sistem pakar
beroperasi basis data berada di adalam memori kerja.
3. Inference Engine (Mesin Inferensia)
Inference Engine
adalah bagian yang menyediakan mekanisme fungsi berfikir dan pola-pola penalaran sistem yang
digunakan oleh seorang pakar.
- Mekanisme
ini akan menganalisa masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban
atau kesimpulan yang
terbaik.
- Mesin ini
akan dimulai pelacakannya dengan mencocokan kaidah-kaidah dalam basis
pengetahuan dengan
fakta-fakta yang ada dalam basis data. Dua teknik Inference, yaitu:
a. Backward
Chaining (Pelacakan kebelakang)
Melalui penalaranya
dari sekumpulan hipotesis menuju fakta-fakta yang mendukung
tersebut,jadi proses pelacakan
berjalan mundur dimulai dengan menentukan kesimpulan yang
akan dicari baru
kemudian fakta-fakta pembangun kesimpulan atau a Goal Driven.
b.Forward Chaining (Pelacakan
ke depan)
Forward Chaining merupakan
kebalikan dari Backward Chaining yaitu mulai dari kumpulan
data menuju
kesimpulan. Suatu kasus kesimpulannya dibangun berdasarkan fakta-fakta yang
telah diketahui atau
data driven.
4. User Interface (Antarmuka Pemakai)
Antarmuka pemakai
adalah bagian penghubung antara program sistem pakar dengan pemakai.
Pada bagian
memungkinkan pengguna untuk memasukkan instruksi dan informasi ke dalam sistem
pakar serta
menerima penjelasan dan kesimpulan.
Gambar 2.1 Komponen Utama
sistem pakar
2.3
Sistem Kerja Pakar
Menurut Staugard
(1987) sistem kerja pakar terbagi dalam tiga modul yaitu:
1. Modul Penerimaan Pengetahuan
Untuk mendapatkan
pengetahuan sistem pakar dilakukan proses penerimaan pengetahuan. Proses ini dilakukakan
melalui interaksi dengan pakar penerimaan pengetahuan dilakukan dengan bantuan Knowledge
Engineer (KE), yaitu seorang spesialis sistem yang menterjemahkan pengetahuan yang dimiliki
seorang pakar menjadi pengetahuan yang akan tersimpan dalam basis pengetahuan pada sebuah
sistem pakar.
Gambar 2.2 Knowledge
Engineer (KE)
2. Modul Konsultasi
Sistem pakar pada
modul konsultasi apabila sistem memberikan konsultasi berupa jawaban atas permasalahan yang
diajukan oleh pemakai pada modul ini pemakai yang awam berinteraksi dengan sistem dengan
memasukkan data dan jawaban-jawaban pertanyaan sistem.Data yang dimasukkan oleh pemakai ditempatkan
dalam database sistem dan kemudian diakses oleh pembangkit inference untuk
mendapatkan kesimpulan.
3. Modul Penjelasan
Modul Penjelasan
adalah menjelaskan proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sistem.
2.4 Perancangan
Sistem
A. Perangkat Keras (Hardware)
Sistem pakar untuk mendeteksi dan mendiagnosa kerusakan sambungan telepon
dirancang dan
dibangun untuk komputer PC (stand alone). Konfigurasi minimum yang
dibutuhkan adalah komputer
dengan processor 486, RAM 16 Mb, Hardisk dan Mouse.
B. Perangkat Lunak (Software)
Sistem ini merupakan bagian dari sistem informasi kerusakan sambungan
telepon yang dibuat
dengan WinExsys dan beroperasi pada sistem operasi windows 97.
Perangkat lunak yang digunakan untuk menyusun sistem pakar ini adalah
WinExsys Profesional
VERSI 5,0.
C. Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem akan dilaksanakan berdasarkan metode choice/pilihan.
Metode ini terdiri
dari:
1. Rekayasa sistem dan analisis.
Dalam tahap ini dilakukan komunikasi antar pencari dan pengguna sistem
untuk
membahas masalah yang dihadapi.
2. Analisa kebutuhan Software (Software Requiment Analisys).
Analisis tahap ini lebih dalam lagi mengenai sistem, tujuan atau fungsi
yang akan
dilakukan sistem.
3. Desain (Design).
Tahap ini ditentukan konfigurasi yang dibutuhkan oleh sistem dan metode
yang
digunakan dalam mengambil keputusan.
4. Pengkodean (Coding)
Pada tahap ini dilakukan perubahan hasil desain menjadi program yang dapat
dibaca oleh komputer.
5. Pengujian (Testing)
Pada tahap ini dilakukan pengujian dari kinerja sistem,mencari dan
memperbaiki
kesalahan/error yang ada.
6. Pemeliharaan (Maintanance)
D. Alur Program
Urutan proses dari sistem ini mengikuti alur sebagai berikut:
Pemasukan data dilakukan pada queri yang telah terbentuk. Setiap pertayaan
kerusakan sambungan
telepon, dari data yang dimasukkan selanjutnya sistem akan mengambil
keputusan berdasarkan kaidah
dalam basis pengetahuan, kemudian sistem akan memberikan prediksi dari
kerusakan sambungan
telepon.
Gambar 2.3 Alur Program
2.5 Struktur dari
Sistem
Sistem pakar
untuk mengidentifikasikan kerusakan sambungan telepon.
A. Proses Penerimaan Pengetahuan
Untuk melakukan identifikasi kerusakan sambungan telepon diperlukan
pengetahuan mengenai:
1. Ciri-ciri kerusakan telepon
2. Jenis-jenis kerusakan sambungan telepon
3. Gejala kerusakan sambungan telepon.
Salah satu contoh proses penerimaan
pengetahuan di tabel berikut ini :
Gambar 2.4 Proses penerimaan pengetahuan
B. Basis
Pengetahuan
Kaidah-kaidah yang ada
pada pengetahuan disusun berdasarkan pengetahuan yang didapat dari proses penerimaan
pengetahuan beserta asumsi dari sistem yang digunakan. Untuk sistem perbaikan gangguan yang
digunakan oleh PT. TELKOM sekarang sistematika atau urutan perbaikanya adalah sebagai
beikut:
1. Test Main Distibution Frame (MDF)/Switching/sentral.
Berbentuk software
untuk mengecek disambungan mana ada yang rusak. Untuk mengecek apakah ada kerusakan sambungan
telpon pada MDF (Switcing/Sentral) maka menggunakan alat ukur sulim (alat ukur):
• Isolasi: standar ukur yang dianggap baik =1,25Mf; C=0,15 Mf berarti ada
jaringan yang putus.
• Konsleting: muncul Error Message Manual= pesan busy.
• Afleding: kedengaran suara menggerosok dan dilayar muncul tampilan RAE=
0,2 ohm; BBE 2,3
ohm.
Bila saluran baik di MDF :
Tolak ukur DAE= 0,0 V; DBE=0,0 V; RAB=10,00 m ohm; RAE= 10,00m.ohm; RBE=
10.00
m.ohm; C=0,50Mf.ohm. C= 1,25Mf.
2. Test Rumah Kabel (RK/PCP)
Untuk mendeteksi kerusakan gangguan telepon dalam tahap ini adalah :
• Cek sambungan dari MDF (Sentral House).
• Test Tone.
• Cek kabel yang saling berhubungan.
3. Test distribution Points (DP)
• Cek kabel dari rumah Kabel.
• Cek tiang.
• Cek /periksa kabel dari distribution points.
4. Asumsi-asumsi yang dibuat dalam pembuatan keputusan yaitu:
1. Setiap kerusakan sambungan harus melakukan pengecekan kepada seluruh
sistem yang ada
yaitu:
Muncul dari MDF.
Test rumah kabel.
Test Distribution Points.
Test kotak terminal batas (KTB).
Test Roset.
Test Pesawat.
Gambar 2.5 Sistem Pengecekan Kerusakan
Lampiran Program
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa:
a. Memerlukan seorang yang
ahli dalam mendiagnosa penyakit kucing. Sistem pakar tidak akan selalu benar,
tergatung pada sumber informasinya (ahli).
b.
bahwa
Sistem Pakar adalah Sistem yang
berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat
menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan para ahli.
c. Sistem pakar ini
merupakan implementasi dari pembangunan sistempakar untuk mengidentifikasikan
kerusakan saluran telepon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar