Senin, 02 Juli 2012

Kesimpulan Manusia danlingkungan & Manusia Dan Teknologi


MANUSIA DAN TEKNOLOGI

Menurut Saya Antara manusia dan teknologi telah tercipta korelasi yang sedemikian erat. Kepiawaian perangkat teknis ini juga membuat manusia ketagihan, bahkan terobsesi.
eknologi adalah karya yang dilahirkan manusia. Maka tanpa adanya manusia kedua karya tersebut juga tidak akan ada. Namun ada beda fundamental antara kedua institusi tersebut.
Teknologi diciptakan manusia melalui penerapan (exercise) budidaya akalnya. Manusia harus mendayakan akal pikirannya dalam me-reka teknologi berdasarkan ratio (nalar) dan kemudian membuatnya, me-yasanya, menjadi suatu produk yang kongkrit. Jadi perlu penerapan rekayasa dalam menciptakan teknologi, dan sebaliknya teknologi kemudian akan membantu manusia dalam merekayasa. Inter-relasi dan interaksi antara rekayasa dan teknologi sering sulit dipahami karena seakan terjadi secara obvious atau terjadi sepenuhnya dilatar belakang sehingga luput dari pengamatan. Maka untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari peran rekayasa dalam penciptaan teknologi dan sebaliknya, perlu digresi sebentar sampai pada saat asal mula terbentuknya masyarakat manusia. Jadi manusia sanggat berhubungan dengan teknologi.

MANUSIA DAN LINGKUNGAN
.
Manusia adalah mahluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan ,perkembangan, dan mati, dan seterusnya, serta terkait serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik baik itu positis maupunnegatif
manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai homo sapiens (bahasa latin untuk manusia)sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya sesuai ketika tindakan-tindakan yang ia ambil. dan sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya.
Manusia mendapakan unsur-unsur yang diperlukan dalam hidupnya dari lingkungan. Makin tinggi kebudayaan manusia, makin beraneka ragam kebutuhan hidupnya. Makin besar jumlah keburuhan hidupnya berarti makin besar perhatian manusia terhadap lingkungannya.
Manusia sangat lah peka terhadap lingkungan di sekitarnya, Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.



Minggu, 24 Juni 2012

Sistem Pakar Mengidentifikasikan Kerusakan Gangguan Sambungan Telpon


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sebuah toko komputer ingin membangun suatu database yang isinya tidak hanya komponen-komponen dasar komputer, tetapi juga informasi yang dapat membantu dalam memberikan pilihan data spesifikasi komputer untuk suatu paket komputer lengkap bagi para konsumen berdasarkan kriteria-kriteria yang dibutuhkan oleh konsumen.
Pada proses perancangan aplikasi ini, diterapkan metode logika fuzzy dalam studi kasus pemilihan spesifikasi komputer berdasarkan kebutuhan konsumen. Hal tersebut berdasarkan banyak kasus selama ini, dimana konsumen banyak bertanya tentang spesifikasi komputer yang menjadi dasar pertimbangan mereka dalam pemilihan paket komputer lengkap. Biasanya pemilihan spesifikasi komputer pada suatu toko komputer dilakukan dengan berkonsultasi dengan para pegawai toko.
Namun hal itu akan memakan waktu yang lama dan tidak praktis. Terdapat suatu metode yang lebih praktis, yaitu dengan membangun suatu aplikasi sistem
pendukung keputusan pada penentuan spesifikasi komputer yang di dalamnya juga diterapkan metode logika fuzzy.
Sistem yang akan dibangun merupakan sistem database fuzzy (Fuzzy Database System), karena pada proses pengambilan keputusan menggunakan logika fuzzy dan menggunakan database dalam menyimpan dan mengambil data spesifikasi komputer. Model yang digunakan pada database fuzzy ini adalah model Tahani, yang masih menggunakan relasi database yang bersifat standar, dengan lebih menekankan penggunaan fuzzy pada beberapa field dalam tabel-tabel yang ada pada database tersebut dan pada perhitungan matematisnya [1].

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem pakar?
2. Komponen dalam sistem pakar?
3. Bagaimana sistem kerja pakar?
4. Bagaimana perancangan sistem dalam mengidentifikasikan kerusakan telpon?
5. Bagaimana struktur sistem pakar untuk mengidentifikasikan kerusakan sambungan telepon?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini antara lain:
a. Memberikan kemudahan untuk mengidentifikasikan kerusakan sambungan telepon.
b. Penerapan sistem pakar untuk pengambilan keputusan dalam mendiagnosa kerusakan sambungan telpon

1.4 Manfaat
Adapun manfaatnya antara lain:
a.    Memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengetahui kerusakan jaringan telpon.
b. Membantu proses pengambilan keputusan secara cepat dan tepat.



BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem Pakar
Sistem pakar merupakan salah satu bidang teknik kecerdasan buatan yang cukup diminati karena penerapannya diberbagai bidang baik bidang ilmu pengetahuan maupun bisnis yang terbukti sangat membantu dalam mengambil keputusan dan sangat luas penerapanya. Sistem pakar adalah sustu sistem komputer yang dirancang agar dapat melakukan penalaran seperti layaknya seorang pakar pada suatu bidang keahlian tertentu (Shelly, 1990; Setiawan, 1993; Margianti,1995).

2.2 Komponen Dalam Sistem Pakar
Komponen sistem pakar terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
1. Knowledge Base (Basis Pengetahuan)
Knowledge Base merupakan inti dari program sistem pakar karena basis pengetahuan itu merupakan presentasi pengetahuan atau knowledge representation basis pengetahuan adalah sebuah basis data yang menyimpan aturan-aturan tentang suatu domain knowledge/pengetahuan tertentu. Basis pengetahuan ini terdiri dari kumpulan objek beserta aturan dan atributnya (sifat atau cirinya). Contoh :
If hewan merupakan sayap dan bertelur then hewan jenis burung.
2. Working Memory (Basis Data atau Memori Kerja)
Working memory adalah bagian yang mengandung semua fakta-fakta baik fakta awal pada saat sistem beroperasi maupun fakta-fakta pada saat pengambilan klesimpulan sedang dilaksanakan selama sistem pakar beroperasi basis data berada di adalam memori kerja.
3. Inference Engine (Mesin Inferensia)
Inference Engine adalah bagian yang menyediakan mekanisme fungsi berfikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar.
- Mekanisme ini akan menganalisa masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban
atau kesimpulan yang terbaik.
- Mesin ini akan dimulai pelacakannya dengan mencocokan kaidah-kaidah dalam basis
pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam basis data. Dua teknik Inference, yaitu:
a. Backward Chaining (Pelacakan kebelakang)
Melalui penalaranya dari sekumpulan hipotesis menuju fakta-fakta yang mendukung
tersebut,jadi proses pelacakan berjalan mundur dimulai dengan menentukan kesimpulan yang
akan dicari baru kemudian fakta-fakta pembangun kesimpulan atau a Goal Driven.
b.Forward Chaining (Pelacakan ke depan)
Forward Chaining merupakan kebalikan dari Backward Chaining yaitu mulai dari kumpulan
data menuju kesimpulan. Suatu kasus kesimpulannya dibangun berdasarkan fakta-fakta yang
telah diketahui atau data driven.
4. User Interface (Antarmuka Pemakai)
Antarmuka pemakai adalah bagian penghubung antara program sistem pakar dengan pemakai.
Pada bagian memungkinkan pengguna untuk memasukkan instruksi dan informasi ke dalam sistem
pakar serta menerima penjelasan dan kesimpulan.





Gambar 2.1 Komponen Utama sistem pakar

2.3 Sistem Kerja Pakar
Menurut Staugard (1987) sistem kerja pakar terbagi dalam tiga modul yaitu:
1. Modul Penerimaan Pengetahuan
Untuk mendapatkan pengetahuan sistem pakar dilakukan proses penerimaan pengetahuan. Proses ini dilakukakan melalui interaksi dengan pakar penerimaan pengetahuan dilakukan dengan bantuan Knowledge Engineer (KE), yaitu seorang spesialis sistem yang menterjemahkan pengetahuan yang dimiliki seorang pakar menjadi pengetahuan yang akan tersimpan dalam basis pengetahuan pada sebuah sistem pakar.







Gambar 2.2 Knowledge Engineer (KE)
2. Modul Konsultasi
Sistem pakar pada modul konsultasi apabila sistem memberikan konsultasi berupa jawaban atas permasalahan yang diajukan oleh pemakai pada modul ini pemakai yang awam berinteraksi dengan sistem dengan memasukkan data dan jawaban-jawaban pertanyaan sistem.Data yang dimasukkan oleh pemakai ditempatkan dalam database sistem dan kemudian diakses oleh pembangkit inference untuk
mendapatkan kesimpulan.
3. Modul Penjelasan
Modul Penjelasan adalah menjelaskan proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sistem.


2.4 Perancangan Sistem
A. Perangkat Keras (Hardware)
Sistem pakar untuk mendeteksi dan mendiagnosa kerusakan sambungan telepon dirancang dan
dibangun untuk komputer PC (stand alone). Konfigurasi minimum yang dibutuhkan adalah komputer
dengan processor 486, RAM 16 Mb, Hardisk dan Mouse.

B. Perangkat Lunak (Software)
Sistem ini merupakan bagian dari sistem informasi kerusakan sambungan telepon yang dibuat
dengan WinExsys dan beroperasi pada sistem operasi windows 97.
Perangkat lunak yang digunakan untuk menyusun sistem pakar ini adalah WinExsys Profesional
VERSI 5,0.

C. Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem akan dilaksanakan berdasarkan metode choice/pilihan. Metode ini terdiri
dari:
1. Rekayasa sistem dan analisis.
Dalam tahap ini dilakukan komunikasi antar pencari dan pengguna sistem untuk
membahas masalah yang dihadapi.
2. Analisa kebutuhan Software (Software Requiment Analisys).
Analisis tahap ini lebih dalam lagi mengenai sistem, tujuan atau fungsi yang akan
dilakukan sistem.
3. Desain (Design).
Tahap ini ditentukan konfigurasi yang dibutuhkan oleh sistem dan metode yang
digunakan dalam mengambil keputusan.
4. Pengkodean (Coding)
Pada tahap ini dilakukan perubahan hasil desain menjadi program yang dapat dibaca oleh komputer.
5. Pengujian (Testing)
Pada tahap ini dilakukan pengujian dari kinerja sistem,mencari dan memperbaiki
kesalahan/error yang ada.
6. Pemeliharaan (Maintanance)

D. Alur Program
Urutan proses dari sistem ini mengikuti alur sebagai berikut:
Pemasukan data dilakukan pada queri yang telah terbentuk. Setiap pertayaan kerusakan sambungan
telepon, dari data yang dimasukkan selanjutnya sistem akan mengambil keputusan berdasarkan kaidah
dalam basis pengetahuan, kemudian sistem akan memberikan prediksi dari kerusakan sambungan
telepon.














Gambar 2.3 Alur Program


2.5 Struktur dari Sistem
Sistem pakar untuk mengidentifikasikan kerusakan sambungan telepon.
A. Proses Penerimaan Pengetahuan
Untuk melakukan identifikasi kerusakan sambungan telepon diperlukan pengetahuan mengenai:
1. Ciri-ciri kerusakan telepon
2. Jenis-jenis kerusakan sambungan telepon
3. Gejala kerusakan sambungan telepon.
Salah satu contoh proses penerimaan pengetahuan di tabel berikut ini :








Gambar 2.4 Proses penerimaan pengetahuan

B. Basis Pengetahuan
Kaidah-kaidah yang ada pada pengetahuan disusun berdasarkan pengetahuan yang didapat dari proses penerimaan pengetahuan beserta asumsi dari sistem yang digunakan. Untuk sistem perbaikan gangguan yang digunakan oleh PT. TELKOM sekarang sistematika atau urutan perbaikanya adalah sebagai beikut:
1. Test Main Distibution Frame (MDF)/Switching/sentral.
Berbentuk software untuk mengecek disambungan mana ada yang rusak. Untuk mengecek apakah ada kerusakan sambungan telpon pada MDF (Switcing/Sentral) maka menggunakan alat ukur sulim (alat ukur):
• Isolasi: standar ukur yang dianggap baik =1,25Mf; C=0,15 Mf berarti ada jaringan yang putus.
• Konsleting: muncul Error Message Manual= pesan busy.
• Afleding: kedengaran suara menggerosok dan dilayar muncul tampilan RAE= 0,2 ohm; BBE 2,3
ohm.
Bila saluran baik di MDF :
Tolak ukur DAE= 0,0 V; DBE=0,0 V; RAB=10,00 m ohm; RAE= 10,00m.ohm; RBE= 10.00
m.ohm; C=0,50Mf.ohm. C= 1,25Mf.
2. Test Rumah Kabel (RK/PCP)
Untuk mendeteksi kerusakan gangguan telepon dalam tahap ini adalah :
• Cek sambungan dari MDF (Sentral House).
• Test Tone.
• Cek kabel yang saling berhubungan.
3. Test distribution Points (DP)
• Cek kabel dari rumah Kabel.
• Cek tiang.
• Cek /periksa kabel dari distribution points.
4. Asumsi-asumsi yang dibuat dalam pembuatan keputusan yaitu:
1. Setiap kerusakan sambungan harus melakukan pengecekan kepada seluruh sistem yang ada
yaitu:
Muncul dari MDF.
Test rumah kabel.
Test Distribution Points.
Test kotak terminal batas (KTB).
Test Roset.
Test Pesawat.































Gambar 2.5 Sistem Pengecekan Kerusakan




Lampiran Program

























































BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa:
a.       Memerlukan seorang yang ahli dalam mendiagnosa penyakit kucing. Sistem pakar tidak akan selalu benar, tergatung pada sumber informasinya (ahli).
b.      bahwa Sistem Pakar adalah Sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan para ahli.
c.       Sistem pakar ini merupakan implementasi dari pembangunan sistempakar untuk mengidentifikasikan kerusakan saluran telepon.